Sunday, January 12, 2020

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENGEMBANGAN ISLAM DALAM
 MELALUI MASJID KAMPUS

 







DOSEN PENGAMPU:
Dr. Amaliyah, M.Pd


DISUSUN OLEHKELOMPOK 4:
                 Salsabila Assrianti          (1102619005)
                 Nuzuli Ramadhina         (1102619020)
                 Syifa Faujiah                  (1102619022)
                 Revasya Augusta           (1102619042)




Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.










Jakarta, 19 Desember 2019


Penyusun




DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................. 3

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 4
B. RumusanMasalah................................................................................ 4
C. Tujuan................................................................................................. 4

BAB II : PEMBAHASAN
A.    Pengertian Masjid............................................................................... 5
B.     Pengembangan Islam Zaman Rasulullah SAW................................. 6
C.     Pengembangan Islam di Lingkungan Kampus................................... 7

BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 8
B. Saran................................................................................................... 8









BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Masjid merupakan salah satu sarana tempat ibadah umat islam. Masjid tersebar di berbagai tempat baik di lingkungan rumah, tempat umum maupun di lingkungan kampus.
Masjid bukan sekedar tempat ibadah, tetapi memiliki beragam fungsi. Menurut pakar kebudayaan Islam asal Palestina itu, sejak zaman Nabi Muhammad Saw. masjid tidak hanya berfungsi hanya sebagai tempat ritual murni (ibadah mahdah seperti shalat dan itikaf. Masjid Nabawi juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan, sentra pendidikan, markas militer dan bahkan lahan sekitar masjid pernah dijadikan sebagai pusat perdagangan..
Rasulullah menjadikan masjid sebagai sentra utama seluruh aktivitas keummatan. Baik untuk kegiatan pendidikan yakni tempat pembinaan dan pembentukan karakter sahabat maupun aspek-aspek lainnya termasuk politik, strategi perang hingga pada bidang ekonomi, hukum, sosial dan budaya. Pendek kata, masjid difungsikan selain sebagai pusat kegiatan ibadah rilual juga dijadikan tempat untuk melaksanakan ibadah muamalah yang bersifat sosial


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu Masjid?
2.      Apa ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang memakmurkan masjid?
3.      Bagaimana pengembangan islam zaman Rasulullah SAW?
4.      Bagaimana pengembangan islam di lingkungan kampus?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian masjid
2.      Untuk mengetahui ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang masjid
3.      Untuk menetahui perkembangan islam pada zaman Rasulullah SAW
4.      Untuk mengetahui perkembangan islam di lingkungan kampus.





















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Masjid

Secara harfiah masjid merupakan rumah tempat ibadah umat Islam atau Muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar,  diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran. Di zaman Rasulullah,  masjid dijadikan sebagai sentra utama seluruh aktivitas keumatan. Baik untuk kegiatan pendidikan yakni tempat pembinaan dan pembentukan karakter sahabat maupun aspek-aspek lainnya termasuk politik, strategi perang hingga pada bidang ekonomi, hukum,sosial dan budaya. Pendek kata, masjid difungsikan selain sebagai pusat kegiatan ibadah spritual juga dijadikan tempat untuk melaksanakan ibadah muamalah yang bersifat sosial.
Salah satu ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang memakmurkan masjid terdapat  pada surat At-Taubah ayat 18.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. At-Taubah [9]: 18).



B.     Pengembangan Islam pada Zaman Rasulullah SAW
Tiap tahunnya Rasulullah SAW melakukan 3 tahapan dakwah diantaranya, yaitu: 
Pertama, tahapan dakwah secara sembunyi-sembunyi, yaitu pada awal mulanya Rasullah SAW menampakkan Islam kepada orang yang paling dekat dengan beliau yaitu anggota keluarga dan para sahabat . Dalam tarikh Islam, mereka disebut As-Sabiqunal Awwalun (yang terdahulu dan yang pertama masuk Islam). Mereka adalah istri Rasulullah, Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid, pembantu Rasulullah, Zaid bin Haritsah, anak paman Rasulullah, Ali bin Abu Thalib, yang saat itu Ali masih anak-anak dan hidup dalam asuhan beliau, dan sahabat karib Rasulullah, Abu Bakar As-Shiddiq. Selama tiga tahun dakwah masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan. Selama jangka waktu ini telah terbentuk sekelompok orang-orang mukmin yang senantiasa menguatkan hubungan persaudaraan dan saling bahu-membahu. Penyampaian dakwah terus dilakukan, hingga turun wahyu  Q.S Al-Hijr ayat 94 yang mengharuskan Rasullah SAW menyampaikan dakwah secara terang-terangan.
Kedua, tahapan dakwah secara terang terangan, yaitu sekitar tahun 613 M, tiga tahun setelah Islam disebarkan secara diam-diam, Nabi Muhammad mulai melakukan penyebaran Islam secara terbuka kepada masyarakat Makkah. Respon yang ia terima sangat keras dan massif, ini disebabkan karena ajaran Islam yang dibawa olehnya bertentangan dengan apa yang sudah menjadi budaya dan pola pikir masyarakat Makkah saat itu. Pemimpin Makkah , Abu Jahal menyatakan bahwa Nabi Muhammad adalah orang gila yang akan merusak tatanan hidup orang Makkah. Akibat penolakan keras yang datang dari masyarakat jahiliyyah di Makkah dan kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin Quraisy yang menentangnya, Nabi Muhammad dan banyak pemeluk Islam awal disiksa, dianiaya, dihina, disingkirkan, dan dikucilkan dari pergaulan masyarakat Makkah. Dari hari ke hari penyiksaan dan tekanan yang dilancarkan orang-orang Quraisy semakin menjadi-jadi. Hingga Rasulullah memutuskan untuk hijrah dan berdakwah keluar Makkah.
Ketiga, tahapan dakwah di luar Makkah, yaitu karena keadaan semakin mendesak, tekanan disana sini terhadap pengikutnya, Rasulullah memerintahkan agar hijrah dan mendakwahkan Islam ke Habasyah. Pada bulan Rajab tahun kelima dari nubuwah, sekelompok sahabat hijrah yang pertama kali ke Habasyah, terdiri dari dua belas orang laki-laki dan empat orang wanita, yang dipimpin Utsman bin Affan. Karena siksaan dan penindasan yang ditimpakan orang-orang Quraisy semakin mejadi-jadi, Nabi SAW tidak melihat cara lain kecuali memerintahkan mereka untuk hijrah untuk kedua kalinya. Kali ini hijrah berjumlah delapan puluh tiga orang laki-laki dan delapan belas wanita. Sementra itu, Rasulullah SAW tetap berada di Makkah untuk terus mendakwahkan agama Allah untuk penduduk Makkah. Dalam beberapa waktu, sampailah Islam ke penjuru jazirah Arab, hingga ke Madinah, Islam di Madinah disambut baik oleh penduduk disana. Dakwah berhasil di bumi Yatsrib. Semua ketentuan Allah membuat Islam semakin bercahaya dan bersinar.
Pada akhirnya, perjuangan Nabi Muhammad SAW membuahkan hasil, yaitu berkembangnya islam dengan pesat, tidak hanya di Madinah bahkan di Makkah juga, yang ditandai dengan peristiwa Fathul Makkah.
C.     Pengembangan Islam di Lingkungan Kampus
Setelah Rasulullah berjuang demi perkembangan islam 1400 tahun yang lalu,  hingga sampailah islam pada kondisi seperti sekarang ini dimana untuk berdakwah tidak perlu lagi sembunyi-sembunyi.  Perkembangan islam sendiri sudah cukup pesat, bahkan dakwah-dakwah untuk perkembangan islam sendiri sudah masuk ke kampus-kampus. Saat ini,  banyak sekali kampus yang memfasilitasi masjid sebagai sarana untuk perkembangan islam bagi para mahasiswa kampus tersebut maupun masyarakat luar kampus. Masjid kampus merupakan bagian kecil dari sebuah kampus. Meskipun begitu, peran masjid kampus dalam membentuk mahasiswa berintegritas sangat besar. Masjid kampus tidak saja menjadi tempat solat, saat ini masjid kampus menjelma menjadi pusat kegiatan mahasiswa yang memiliki segudang lembaga dan kegiatan. Lembaga-lembaga dan kegiatan yang berada dibawah naungan masjid akan lebih maksimal jika dioptimalkan untuk membentuk mahasiswa yang berintegritas. Dalam perannya membentuk mahasiswa berintegritas, masjid kampus sekurang-kurangnya bisa memanfaatkan dua hal yaitu fungsi spiritual masjid dan lembaga-lembaga yang berada di dalamnya.Masjid kampus memiliki peran strategis dalam membangun dan membentuk karakter mahasiswa untuk peradaban Indonesia yang unggul. Di kampus lah semua idealisme, intelektualitas, semangat, mimpi, aksi, dan kontribusi bernaung. Tak ada tempat di muka bumi ini yang seunik kampus dengan segala aktivitas di dalamnya. Bukankah tak sedikit peradaban besar dunia lahir dan berkembang dari aktivitas kampus. Inilah yang harus dimanfaatkan oleh Universitas dimana masjid kampus sebagai pembentukan integritas mahasiswa yang lebih baik untuk masa depan.













BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Masjid merupakan tempat  ibadah umat islam, di masjid pula terdapat kegiatan-kegiatan merayakan hari besar islam, tempat diskusi dan kajian agama, ceramah, tempat memperdalam ilmu agama.Perkembangan islam yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW melalu 3 tahapan, dari tahapan-tahapan yang dilalui tidak semuanya berjalan dengan lancar. Tidak semua orang menerima dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Karena tekanan yang dilakukan oleh kaum Quraisy Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam melakukan dakwah menghasilkan hasil yaitu berkembangnya islam di Makkah, Madinah dan negara-negara lainya. Karena perjuangan Nabi Muhammad yang sangat susah payah dalam menyebarkan agama Islam kita harus memanfaatkan masjid baik di kampus maupun di lingkungan rumah untuk memperdalam ilmu agama dan melanjutkan perjuangan Nabi dalam menyebarkan dakwah-dakwah islam.

B.     Saran

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan bisa menambah pengetahuan khususnya dibidang agama islam bagi pembaca dan bisa dijadikan sumber referensi dan informasi.

No comments:

Post a Comment

Mithoni, Adat Budaya Jawa yang Sudah Mendarah Daging

LAPORAN HASIL OBSERVASI AGAMA “Mithoni, Adat Budaya Jawa yang Sudah Mendarah Daging” Disusun oleh : Prasasti Reihani Aulia Put...