Tuesday, January 14, 2020

Mithoni, Adat Budaya Jawa yang Sudah Mendarah Daging


LAPORAN HASIL OBSERVASI AGAMA
“Mithoni, Adat Budaya Jawa yang Sudah Mendarah Daging”


Disusun oleh :
Prasasti Reihani Aulia Putri –
Rika Amelia – 1102619011
Sahna Mala Denara –
Zahra Gustika Putri – 1102619018

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN KHUSUS
2019

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam kehidupan masyarakat tentunya tidak lepas dari suatu kebudayaan atau tradisi, dimana kebudayaan tersebut dihasilkan oleh masyarakat sendiri. Kebudayaan muncul merupakan hasil prilaku masyarakat yang sering kali dilakukan. Kebudayaan merupakan cerminan dari identitas atau ciri khas suatu masyarakat tertentu.
Mengutuip dari kebudayaan menurut Koentjaraningrat “kebudayaan adalah seluruh gagasan dan rasa, tindakan serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Serta dari kebudayaan dapat tampak suatu watak (ethos). Seperti yang tampak misalnya, gaya tingkah laku, atau benda-benda hasil karya asyarakat.
Suatu tradisi merupakan warisan nenek moyang secara temurun dan tentunya memiliki makna dan tujuan tersendiri. Kepercayaan nenek moyang yang kental tentu mempengaruhi bagaimana tradisi itu tercipta bahkan hingga kini masih dipertahankan, walaupun kebudayaannya sudah bercampur dengan kebudayaan lainnya. Adapun kepercayaan nenek moyang tentang kekuatan (animisme, dinamisme), dan adapula tradisi masyarakat berupa upacara adat istiadat.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa itu tradisi Mithoni ?
2.      Apa yang menjadi ciri khas tradisi ?
3.      Apa makna atau arti penting dari tradisi mithoni ?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui tradisi mithoni
2.      Mengetahui tradisi yang menjadi identitas atau ciri khas suatu adat
3.      Mengetahui makna atau arti penting dari sebuah tradisi mithoni



1.4   Metode
Untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan, kami melakukan metode, wawancara dan kepustakan internet.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1  Kajian Pustaka
1.      Definisi kebudayaan
Kebudayaan adalah seluruh gagasan dan rasa, tindakan serta karya yang di hasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Serta dari kebudayaa dapat tampak suatu watak (ethos). Seperti yang tampak misalnya, gaya tingkah laku, atau benda-benda hasil karya masyarakat. Sedangkan tradisi dalam bahasa latin “traditio” artinya “diteruskan”. Tradisi adalah kebiaasaan yang dianut oleh masyarakat danberlangsung sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah.

2.      Definisi Mithoni
Tradisi nujuh bulan diartikan sebagai upacara sedekah makanan dan doa bersama, yang bertujuan untuk memohon keselamatan dan ketenraman untuk keluarga yang menyelenggarakan.
Selametan sendiri berasal dari kata selamet, yang berarti selamat, bahagia, sentausa. Selamat dapat dimaknai sebagai keadaan yang lepas dari keadaan-keadaan yang tidak dikehendaki. Sehingga selametan bisa diartikan sebagai kegiatan masyarakat yang biasanya di gambarkan sebagai pesta ritual, baik upacara dirumah maupun di desa. Upacara slametan termasuk kegiatan batiniah yang bertujuan untuk mendapatkan ridho dar Tuhan. Kegiatan slametan menjadi tradisi hampir seluruh kehidupan di pedusunan Jawa. Bahkan ada yang mempercayai bahwa slametan adalah syarat spiritual yang wajib dilakukan dan jika dilanggar akan mendapatkan ketidakberkahan atau kecelakaan.
Selametan nujuh bulan bisa disebut dengan mithoni atau tingkeuban. Disebut mithoni, karena upacara dilaksanakan pada saat kandungan berusia 7 bulan. Dalam bahasa jawa tujuh adalah pitu maka jadilah sebutan mithoni. Disebut tingkeuban yakni, slametan kehamilan usia 7 bulan dimana “sudah tingkeb” yang artinya ” tutup” , maksudnya si bu yang sedang mengandung 7 bulan tidak boleh bercampur dengan suaminya sampai empat puluh hari sesudah persalina, dan jangan bekerja terlalu berat karena bayi yang sedang di kandung sudah mulai besar. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.Selametan bulan ke tujuh kehamilan biasanya dilakukan oleh orang jawa yang sering disebut tradisi mithoni. Tujuan utama tradisi slametan nujuh bulan yang sudah berlangsung turun-temurun ini adalah memohon kepada Tuhan agar ibu yang hamil dan bayi dalam kandungannya selamat hingga lahir.

3.      Tata Cara Mithoni
Kami mewawancarai sudah tinggal di Jakarta, maka tata caranya tidak begitu sulit dan lebih sederhana jika dibanding yang dikampung.
Mithoni atau selametan tujuh bulanan, dilakukan setelah kehamilan seorang ibu genap usia 7 bulan atau lebih. Dilaksanakan tidak boleh kurang dari 7 bulan, sekalipun kurang sekali. Tujuan mithoni agar supaya ibu dan janin selalu di jaga dalam kesejahteraan dan keselamatan.         
Mithoni tidak dapat diselenggarakan sewaktu-waktu, biasanya memilih hari yang dianggap baik untuk menyelenggarakan upacara mithoni. Hari baik untuk acara mithoni adalah hari selasa (senin siang sampai malam), atau sabtu (jumat siang sampai malam) dan diselenggarakan pada waktu siang atau sore hari. Sedangkan tempat untuk menyelenggarakan upacara biasanya di ruang keluarga atau ruang yang mempunyai luas yang cukup untuk menyelenggarakan upacara.
Pengajian dengan membaca ayat-ayat suci al-Qur’an, terutama surat Yusuf dan surat Mariyam, serta memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pembacaan surat Yusuf dimaksudkan agar bayi yang akan lahir kelak akan meneladani sifat-sifat Nabi Yusuf, serta memiliki paras yang rupawan seperti Nabi Yusuf jika laki-laki. Sedangkan dibcakannya surat Mariyam agar bayi yang akan di lahirkan kelak memiliki paras cantik seprti Mariyam.

4.      Makna yang terkandung dalam unsur mithoni atau nujuh bulanan bagi masyarakat.
Upacara mithoni adalah  upacara yang diselenggarakan ketika kandungan berusia tujuh bulan, yang menjadikan tradisi ini bisa bertahan karena didalamnya menganut yang baik, dan menurutnya apa salahnya memohon pertolongan atau berdoa bersama, sama-sama mendoakan supaya bayi yang ada di dalam kandungan diberikan kesehatan dan keselamatan sampai ia dilahirkan.

5.      Tujuan Dan Manfaat Diadakan Nujuh Bulan
Memohon keselamatan kepada Allah SWT, dan bermanfaat agar anak yang dikandung akan lahir dengan gangsar (mudah), sehat, selamet, fisik yang sempurna, dan tidak ada gangguan apa-apa. Selametan ini juga akan membuat ibu hamil percaya diri, menguatkan ibu dalam masa transisi perubahan peran menjadi seorang ibu, merubah cara pandang ibu terhadap perubahan tubuh selama kehamilan, meningkatkan rasa aman dan ras dihargai.

6.      Kaitan Nujuh Bulan Dengan Ajaran Islam

Secara nyata di dalam al-Qur’an tidak ada petunjuk untuk melakukan tradisi tersebut, sehingga ada yang mengatakan bid’ah atau sesat. Sebenarnya pelaksanaan mithoni berangkat dari memahmi hadits Nabi yang diriwayatkan oleh bukhori, yang menjelaskan tentang proses perkembangan janin dalam rahim. Dalam hadis tersebut dinyatakan bahwapada saat janin berumur 120 hari (4 bulan) dalam kandungan ditiupkan ruh dan di tentukan 4 perkara, yaitu umur, jodoh, rizki, dan nasibnya. Sekalipun dalam hadits tersebut tidak ada perintah untuk melakukan ritual, tetapi untuk memehon pertolongan pada saat itu tidak dilarang.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1  Definisi Metode Penelitian
Metode ( yunani : metodos, metode) adalah cara atau jalan, yaitu cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan .( Koentjaraningrat, metode-metode penelitian masyarakat, garmedia.1997: hl.16).
Metode merupakan aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama untuk mengumpulkan data. Sebab data yang diperoleh dalam suatu penelitian merupakan gambaran dari obyek penelitian.
Menurut Hadi, penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Dengan upaya mendapatkan dan mengumpulkan data dari kegiatan penelitian.

3.2  Lokasi Observasi
Jalan Balimatraman Gg. Rusa VI Rt.09/Rw.08 No. 21 A, Kel. Manggarai Selatan, Kec. Tebet, Jakarta Selatan

3.3  Teknik Pengumpulan Data

1.      Wawancara
Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).
Seperti kutipan wawancara kami dengan ibu Narti hari Sabtu, 4 Januari 2020 :
Pewawancara  : 7 bulanan itu apasih bu ?
Ibu Narti          : Acara untuk memperingati kandungan sudah berusia 7 bulan
Pewawancara  : Kegiatannya itu seperti apasih bu ?
Ibu Narti          : Selametan nujuh bulanan ngundang tetangga sekitar, membuat makanan untuk dibagikan beserta rujakan
Pewawancara  : Sudah jadi budaya atau gimana bu?
Ibu Narti          : Sudah turun temurun
Pewawancara  : Menurut ibu keberatan atau tidak melaksanakan acara itu?
Ibu Narti          : Karena sudah jadi tradisi ya tidak keberatan, karena kan kalua di Jakarta hanya menyiapkan makanan dan rujakan saja, lain lagi kalua dikampung itu mungkin agak berat
Pewawancara  : Menurut ibu banyak manfaatnya atau mudaratnya?
Ibu Narti          : Acara ini kan sudah turun temurun dari nenek moyang, singkatnya agar selamat sampai hari lahir tiba karena 7 bulan sudah mendekati hari kelahiran dan ibarat orang jawa sudah melewati masa cobaan dalam mengandung. Hanya tinggal meminta perlindungan sama Allah. Menurut saya tidak ada mudaratnya, mungkin mudarat atau tidaknya tergantung niat dari yang melaksanakan adat tersebut. Intinya semua harus diserahkan kepada Allah untuk keselamatan ibu dan anak.

BAB IV
PENUTUP

4.1   Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan maka dapat di tarik kesimpulan bahwa:
1.      Sebuah kebudayaan yang bearda di suatu daerah tertentu misalanya “tradisi nujuh bulan“ memberikan pengertian tersendiri bahwa suatu tradisi tersebut memiliki identitas terhadap budayanya.

2.       Tujuan dari tradidi nujuh bulan memohon keselamatan kepada Allah SWT, dan bermanfaat agar anak yang dikandung akan lahir dengan gangsar (mudah), sehat, selamet, fisik yang sempurna, dan tidak ada gangguan apa-apa. Selametan ini juga akan membuat ibu hamil percaya diri, menguatkan ibu dalam masa transisi perubahan peran menjadi seorang ibu, merubah cara pandang ibu terhadap perubahan tubuh selama kehamilan, meningkatkan rasa aman dan ras dihargai.

4.2   Saran
Apabila kita lihat sekarang pada zaman modern ini, banyak sekali dari beberapa kalangan yang kurang perduli tentang kebudayaan. Maka perlunya sebuah kesadaran mengeni betapa pentingnya Arti dari sebuah kebudayaan. Bahwa kebudayaan merupakan identitas dari suatu daerah tersebut. Lebih baik menjaga kebudayaan yang telah ada dan terus mengembangkannya selama tidak menyalahi atau melanggar aturan dan ketentuan-ketentuannya.


















No comments:

Post a Comment

Mithoni, Adat Budaya Jawa yang Sudah Mendarah Daging

LAPORAN HASIL OBSERVASI AGAMA “Mithoni, Adat Budaya Jawa yang Sudah Mendarah Daging” Disusun oleh : Prasasti Reihani Aulia Put...