LAPORAN HASIL OBSERVASI AGAMA
“Mithoni, Adat Budaya Jawa
yang Sudah Mendarah Daging”
Disusun oleh :
Prasasti Reihani Aulia Putri –
Rika Amelia – 1102619011
Sahna Mala Denara –
Zahra Gustika Putri – 1102619018
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN KHUSUS
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan masyarakat tentunya
tidak lepas dari suatu kebudayaan atau tradisi, dimana kebudayaan tersebut
dihasilkan oleh masyarakat sendiri. Kebudayaan muncul merupakan hasil prilaku
masyarakat yang sering kali dilakukan. Kebudayaan merupakan cerminan dari
identitas atau ciri khas suatu masyarakat tertentu.
Mengutuip dari kebudayaan menurut
Koentjaraningrat “kebudayaan adalah seluruh gagasan dan rasa, tindakan serta
karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Serta dari
kebudayaan dapat tampak suatu watak (ethos). Seperti yang tampak misalnya, gaya
tingkah laku, atau benda-benda hasil karya asyarakat.
Suatu tradisi merupakan warisan
nenek moyang secara temurun dan tentunya memiliki makna dan tujuan tersendiri.
Kepercayaan nenek moyang yang kental tentu mempengaruhi bagaimana tradisi itu
tercipta bahkan hingga kini masih dipertahankan, walaupun kebudayaannya sudah
bercampur dengan kebudayaan lainnya. Adapun kepercayaan nenek moyang tentang
kekuatan (animisme, dinamisme), dan adapula tradisi masyarakat berupa upacara
adat istiadat.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa itu tradisi Mithoni ?
2.
Apa yang menjadi ciri khas tradisi ?
3.
Apa makna atau arti penting dari
tradisi mithoni ?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui tradisi mithoni
2.
Mengetahui tradisi yang
menjadi identitas atau ciri khas suatu adat
3.
Mengetahui makna
atau arti penting dari sebuah tradisi mithoni
1.4 Metode
Untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan,
kami melakukan metode, wawancara dan kepustakan internet.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Kajian Pustaka
1. Definisi
kebudayaan
Kebudayaan adalah seluruh gagasan dan
rasa, tindakan serta karya yang di hasilkan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Serta dari kebudayaa dapat tampak suatu watak (ethos). Seperti
yang tampak misalnya, gaya tingkah laku, atau benda-benda hasil karya
masyarakat. Sedangkan tradisi dalam bahasa latin “traditio” artinya
“diteruskan”. Tradisi adalah kebiaasaan yang dianut oleh masyarakat danberlangsung
sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu
kelompok masyarakat, biasanya dari
suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama.
Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang
diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan, karena tanpa
adanya ini, suatu tradisi dapat punah.
2.
Definisi
Mithoni
Tradisi nujuh bulan diartikan sebagai
upacara sedekah makanan dan doa bersama, yang bertujuan untuk memohon
keselamatan dan ketenraman untuk keluarga yang menyelenggarakan.
Selametan sendiri berasal dari kata
selamet, yang berarti selamat, bahagia, sentausa. Selamat dapat dimaknai
sebagai keadaan yang lepas dari keadaan-keadaan yang tidak dikehendaki.
Sehingga selametan bisa diartikan sebagai kegiatan masyarakat yang biasanya di
gambarkan sebagai pesta ritual, baik upacara dirumah maupun di desa. Upacara
slametan termasuk kegiatan batiniah yang bertujuan untuk mendapatkan ridho dar
Tuhan. Kegiatan slametan menjadi tradisi hampir seluruh kehidupan di pedusunan
Jawa. Bahkan ada yang mempercayai bahwa slametan adalah syarat spiritual yang
wajib dilakukan dan jika dilanggar akan mendapatkan ketidakberkahan atau
kecelakaan.
Selametan nujuh bulan bisa disebut dengan
mithoni atau tingkeuban. Disebut mithoni, karena upacara dilaksanakan pada saat
kandungan berusia 7 bulan. Dalam bahasa jawa tujuh adalah pitu maka jadilah
sebutan mithoni. Disebut tingkeuban yakni, slametan kehamilan usia 7 bulan
dimana “sudah tingkeb” yang artinya ” tutup” , maksudnya si bu yang sedang mengandung
7 bulan tidak boleh bercampur dengan suaminya sampai empat puluh hari sesudah
persalina, dan jangan bekerja terlalu berat karena bayi yang sedang di kandung
sudah mulai besar. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan.Selametan bulan ke tujuh kehamilan biasanya dilakukan oleh orang
jawa yang sering disebut tradisi mithoni. Tujuan utama tradisi slametan nujuh
bulan yang sudah berlangsung turun-temurun ini adalah memohon kepada Tuhan agar
ibu yang hamil dan bayi dalam kandungannya selamat hingga lahir.
3.
Tata Cara Mithoni
Kami
mewawancarai sudah tinggal di Jakarta, maka
tata caranya tidak begitu sulit dan lebih sederhana jika dibanding yang
dikampung.
Mithoni atau selametan tujuh bulanan,
dilakukan setelah kehamilan seorang ibu genap usia 7 bulan atau lebih.
Dilaksanakan tidak boleh kurang dari 7 bulan, sekalipun kurang sekali. Tujuan
mithoni agar supaya ibu dan janin selalu di jaga dalam kesejahteraan dan
keselamatan.
Mithoni tidak dapat diselenggarakan
sewaktu-waktu, biasanya memilih hari yang dianggap baik untuk menyelenggarakan
upacara mithoni. Hari baik untuk acara mithoni adalah hari selasa (senin siang
sampai malam), atau sabtu (jumat siang sampai malam) dan diselenggarakan pada
waktu siang atau sore hari. Sedangkan tempat untuk menyelenggarakan upacara
biasanya di ruang keluarga atau ruang yang mempunyai luas yang cukup untuk
menyelenggarakan upacara.
Pengajian dengan membaca ayat-ayat suci
al-Qur’an, terutama surat Yusuf dan surat Mariyam, serta memanjatkan doa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Pembacaan surat Yusuf dimaksudkan agar bayi yang akan
lahir kelak akan meneladani sifat-sifat Nabi Yusuf, serta memiliki paras yang
rupawan seperti Nabi Yusuf jika laki-laki. Sedangkan dibcakannya surat Mariyam
agar bayi yang akan di lahirkan kelak memiliki paras cantik seprti Mariyam.
4.
Makna yang terkandung dalam unsur
mithoni atau nujuh bulanan bagi masyarakat.
Upacara mithoni adalah upacara yang diselenggarakan ketika kandungan berusia
tujuh bulan, yang menjadikan tradisi ini bisa bertahan karena didalamnya
menganut yang baik, dan menurutnya apa salahnya memohon pertolongan atau berdoa
bersama, sama-sama mendoakan supaya bayi yang ada di dalam kandungan diberikan
kesehatan dan keselamatan sampai ia dilahirkan.
5. Tujuan
Dan Manfaat Diadakan Nujuh Bulan
Memohon keselamatan kepada Allah SWT, dan
bermanfaat agar anak yang dikandung akan lahir dengan gangsar (mudah), sehat,
selamet, fisik yang sempurna, dan tidak ada gangguan apa-apa. Selametan ini
juga akan membuat ibu hamil percaya diri, menguatkan ibu dalam masa transisi
perubahan peran menjadi seorang ibu, merubah cara pandang ibu terhadap
perubahan tubuh selama kehamilan, meningkatkan rasa aman dan ras dihargai.
6.
Kaitan Nujuh Bulan Dengan Ajaran Islam
Secara nyata di dalam al-Qur’an tidak ada
petunjuk untuk melakukan tradisi tersebut, sehingga ada yang mengatakan bid’ah
atau sesat. Sebenarnya pelaksanaan mithoni berangkat dari memahmi hadits Nabi
yang diriwayatkan oleh bukhori, yang menjelaskan tentang proses perkembangan
janin dalam rahim. Dalam hadis tersebut dinyatakan bahwapada saat janin berumur
120 hari (4 bulan) dalam kandungan ditiupkan ruh dan di tentukan 4 perkara,
yaitu umur, jodoh, rizki, dan nasibnya. Sekalipun dalam hadits tersebut tidak
ada perintah untuk melakukan ritual, tetapi untuk memehon pertolongan pada saat
itu tidak dilarang.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi
Metode Penelitian
Metode
( yunani : metodos, metode) adalah cara atau jalan, yaitu cara kerja untuk
dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan .(
Koentjaraningrat, metode-metode penelitian masyarakat, garmedia.1997: hl.16).
Metode
merupakan aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap berhasil
tidaknya suatu penelitian, terutama untuk mengumpulkan data. Sebab data yang
diperoleh dalam suatu penelitian merupakan gambaran dari obyek penelitian.
Menurut
Hadi, penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu
pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Dengan upaya mendapatkan
dan mengumpulkan data dari kegiatan penelitian.
3.2 Lokasi
Observasi
Jalan
Balimatraman Gg. Rusa VI Rt.09/Rw.08 No. 21 A, Kel. Manggarai Selatan, Kec.
Tebet, Jakarta Selatan
3.3 Teknik Pengumpulan Data
1.
Wawancara
Proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya
dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview
guide (panduan wawancara).
Seperti
kutipan wawancara kami dengan ibu Narti hari Sabtu, 4 Januari 2020 :
Pewawancara : 7 bulanan itu apasih bu ?
Ibu
Narti : Acara untuk memperingati
kandungan sudah berusia 7 bulan
Pewawancara : Kegiatannya itu seperti apasih bu ?
Ibu Narti : Selametan nujuh bulanan ngundang
tetangga sekitar, membuat makanan untuk dibagikan beserta rujakan
Pewawancara : Sudah jadi budaya atau gimana bu?
Ibu Narti : Sudah turun temurun
Pewawancara : Menurut ibu keberatan atau tidak
melaksanakan acara itu?
Ibu Narti : Karena sudah jadi tradisi ya tidak
keberatan, karena kan kalua di Jakarta hanya menyiapkan makanan dan rujakan
saja, lain lagi kalua dikampung itu mungkin agak berat
Pewawancara : Menurut ibu banyak manfaatnya atau
mudaratnya?
Ibu Narti : Acara ini kan sudah turun temurun
dari nenek moyang, singkatnya agar selamat sampai hari lahir tiba karena 7
bulan sudah mendekati hari kelahiran dan ibarat orang jawa sudah melewati masa
cobaan dalam mengandung. Hanya tinggal meminta perlindungan sama Allah. Menurut
saya tidak ada mudaratnya, mungkin mudarat atau tidaknya tergantung niat dari
yang melaksanakan adat tersebut. Intinya semua harus diserahkan kepada Allah
untuk keselamatan ibu dan anak.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang di
lakukan maka dapat di tarik kesimpulan bahwa:
1. Sebuah kebudayaan yang bearda di suatu
daerah tertentu misalanya “tradisi nujuh bulan“ memberikan pengertian
tersendiri bahwa suatu tradisi tersebut memiliki identitas terhadap budayanya.
2. Tujuan
dari tradidi nujuh bulan memohon keselamatan kepada Allah SWT, dan bermanfaat
agar anak yang dikandung akan lahir dengan gangsar (mudah), sehat, selamet,
fisik yang sempurna, dan tidak ada gangguan apa-apa. Selametan ini juga akan
membuat ibu hamil percaya diri, menguatkan ibu dalam masa transisi perubahan
peran menjadi seorang ibu, merubah cara pandang ibu terhadap perubahan tubuh
selama kehamilan, meningkatkan rasa aman dan ras dihargai.
4.2 Saran
Apabila
kita lihat sekarang pada zaman modern ini, banyak sekali dari beberapa kalangan
yang kurang perduli tentang kebudayaan. Maka perlunya sebuah kesadaran mengeni
betapa pentingnya Arti dari sebuah kebudayaan. Bahwa kebudayaan merupakan
identitas dari suatu daerah tersebut. Lebih
baik menjaga kebudayaan yang telah ada dan terus mengembangkannya selama tidak
menyalahi atau melanggar aturan dan ketentuan-ketentuannya.
No comments:
Post a Comment