Sunday, January 12, 2020

ARTIKEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 
KEPERCAYAAN YANG DIANUT
AGAMA HINDU

 







DOSEN PENGAMPU:
Dr. Amaliyah, M.Pd


DISUSUN OLEHKELOMPOK 4:
                  Salsabila Assrianti          (1102619005)
                  Nuzuli Ramadhina         (1102619020)
                  Syifa Faujiah                  (1102619022)

                 Revasya Augusta            (1102619042)


Keberagaman dalam Keberagamaan

Hindu muncul sekitar tahun 3000 dan 2000 tahun sebelum Masehi di India, tepatnya di lembah sungai Indus. Kata Hindu berasal dari kata Sungai Indus berasal dari kata sanskerta “Siddhu”, yang kemudian oleh bangsa Persia Kuno diucapkan sebagai “Hindu”. Agama Hindu merupakan agama paling tua di dunia.
Agama Hindu adalah agama yang tumbuh dari dua bangsa yang memiliki kebudayaan yang mula-mula dalam banyak hal sangat berlainan, tetapi kemudian lebur menjadi satu. Akan tetapi, pengaruh bangsa Drawida tidak begitu besar, karena bangsa Arya memasuki India dengan kemenangan-kemenangan dan berpengaruh dalam tulisan-tulisan Hinduistis tertua.
Secara garis besar ibadah yang dilakukan oleh umat hindu menurut kepercayaannya memiliki hutang yang harus dilunasi dalam hidup yang disebut Tri Rna (tiga hutang hidup). Hutang itu harus dibayar dengan korban suci yang tulus ikhlas atau Yadnya yang bagiannya ada 5 atau Panca Yadnya. Yadnya  ini jadi dasar ibadah-ibadah yang umat hindu lakukan, ibadahnya tidak hanya untuk Tuhan tapi pada orang tua, guru, dan lainnya. Pelaksaan Yadnya itu dibagi 3, ada yang dilakukan setiap hari, pada waktu tertentu, dan insidental.
Ibadah yang dilakukan setiap hari adalah sembahyang 3 kali sehari di sanggah atau tempat ibadah yang ada di rumah dan mebanten nasi sebelum makan di areal tertentu rumah. Ibadah yang dilakukan tidak setiap hari, mengikuti tanggal-tanggal yang sudah dihitung. Jika insidental dilakukan ketika setelah tertimpa kecelakaan.
Yadnya atau ibadah yang dilakukan  bertujuan untuk mencapai tujuan hidup menurut konsep umat Hindu, yaitu Moksartham Jagat Hita Ya Ca Iti Dharma artinya mencapai kesejahteraan di dunia ini maupun mencapai moksa yaitu kebahagiaan di akhirat kelak.
Sarana-sarana yang tersedia ketika perayaan ibadah umat Hindu merupakan visualisasi dari ajaran-ajaran agama yang tercantum dalam kitab suci. Upakara atau banten tersebut dibuat dari berbagai jenis materi atau bahan-bahan yang ada, kemudian ditata dan diatur sedemikian rupa sehingga berwujud aturan atau persembahan yang indah dilihat, mempunyai fungsi simbolis dan makna filosofis keagamaan yang mendalam. Dalam kitab-kitab yang lainnya disebutkan pula Api yang berwujud “dipa dan dhŭpa” merupakan sarana pokok juga dalam setiap upacara Agama Hindu.
Dari unsur-unsur tersebut dibentuklah upakara atau sarana upacara yang telah berwujud tertentu dengan fungsi tertentu pula. Meskipun unsur sarana yang dipergunakan dalam membuat upakara adalah sama, namun bentuk-bentuk upakaranya adalah berbeda-beda dan fungsi yang ada juga berbeda-beda pula namun mempunyai satu tujuan sebagai sarana untuk memuja Sang Hyang Widhi. Ida Sang Hyang Widhi dan segala manifestasinya merupakan Tuhan yang dipercayai oleh umat Hindu.
Umat hindu biasanya berpegang teguh dengan ajaran Karma Phala dan Punarbawa. Jadi kita percaya apapun yang kita buat akan menghasilkan yang setimpal mau baik atau buruk jadi kembali ke konsep Karma Phala atau bisa disamakan dengan hukum sebab akibat. Jika Punarbawa orang mengenal dengan nama reinkarnasi atau kelahiran berulang.
Hubungan Karma Phala dan Punarbawa yaitu, dimana Punarbawa adalah rangkaian Karma Phala yaitu kita dilahirkan kembali untuk mempertangungjawabkan apa yang kita perbuat yang masih tersisa di kehidupan sebelumnya. Bahkan menurut kepercayaan, saking jahatnya orang dia bisa lahir kembali menjadi binatang, tumbuhan, dan selain manusia sampai dia bereinkarnasi jadi manusia lagi dan mencapai Moksa.
Kitab suci umat hindu yaitu Weda. Weda dibagi 2, yaitu Weda Sruti yang dipercaya diturunkan langsung oleh Ida Sang Hyang Widhi melalui Maha Rsi yang diterima melalui pendengaran. Dan Weda Smerti yaitu weda yang disusun dari ingatan.
Kehidupan setelah kematian umat Hindu percaya dengan adanya atma yaitu percikan kecil dari Tuhan yang ada di dalam diri kita masing-masing. Jika meninggal artinya atma terpisah dari badan. Ada 2 hal yang  dipercaya umat Hindu setelah badan terpisah dari atma, yaitu:
  • Atma menuju brahman dan mencapai moksa.
Atma berhasil menuju brahman dan mencapai moksa, itu berarti atma tersebut akan menyatu dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan telah mengalami kebahagiaan abadi. Ada yang mengatakan bahwa, dalam perjalanannya menuju Brahman, atma akan di tolong oleh pendahulunya atau Roh keluarga pendahulu kita yang sudah suci untuk bersama-sama menuju brahman.
  • Atma Mengalami Reinkarnasi
Ini berarti atma tersebut akan dilahirkan kembali menjadi mahluk hidup (Manusia/Binatang/Tumbuhan) sesuai karma yang ia bawa. Jika atma dalam keadaan penuh dosa, maka atma tersebut akan dilahirkan kembali dari neraka dan menjadi mahluk hidup yang tergolong rendah seperti binatang. Jika atma dalam keadaan tidak penuh dosa artinya memiliki sedikit sisa sifat keduniawian maka atma tersebut akan dilahirkan kembali dari sorga menjadi manusia yang dihormati.
Setiap agama memiliki tata ibadahnya masing-masing untuk mencapai kebahagiaan ketika hidup di dunia dan setelah kematian, maka dari itu kita sebagai manusia harus saling toleransi satu dengan yang lainnya agar, hidup menjadi tentram dan tidak menggangu satu umat agama dengan umat agama yang lainnya. Sebagai penulis kami meminta maaf jika terjadi kesalahan-kesalahan yang terdapat pada tulisan. Terimakasih sudah membaca artikel kami, semoga bermanfaat dan menambah wawasan.

No comments:

Post a Comment

Mithoni, Adat Budaya Jawa yang Sudah Mendarah Daging

LAPORAN HASIL OBSERVASI AGAMA “Mithoni, Adat Budaya Jawa yang Sudah Mendarah Daging” Disusun oleh : Prasasti Reihani Aulia Put...