KEHIDUPAN
BERAGAMA BAGI UMAT MINORITAS DI INDONESIA
( Kehidupan Beribadah Umat Kristen Sebagai Minoritas
di
Tengan Masyarakat Mayoritas di Indonesia )
Andini Salsabila - 1102619114
Nadhira Miftahul Jannah - 1102619062
Rudi Rahmawati -
1102619123
Syndi
Wulandari Rahayu - 1102619049
Universitas Negeri Jakarta (UNJ)
ABSTRAK
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana umat Kristen sebagai minoritas di
Indonesia menjalankan ibadahnya dan bagaimana rangkaian ibadah umat Kristen di
gereja
Metode yang dipakai
untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah observasi dengan kategori
non participant observation dan dengan narasumber yang mengikuti rangkaian
ibadah di gereja katolik dan narasumber yang beragama Kristen protestan
terhadap bagaimana yang ia rasakan sebagai minoritas
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa umat Kristen sebagai agama yang minoritas di Indonesia tetap
bisa mengikuti serangkaian ibadahnya di gereja dengan nyaman dan aman.
Kata kunci : Gereja,
Kristen, Minoritas.
PENDAHULUAN
Membicarakan
kehidupan beragama di Indonesia akan sangat berkaitan dengan toleransi beragama
dalam bermasyarakat serta demokrasi. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara
dengan mayoritas penduduknya muslim.
Perkembangan demokrasi di Indonesia bahkan melampaui demokrasi di
negara-negara Asia Selatan, namun tindakan diskriminatif masyarakat mayoritas terhadap
masyarakat minoritas di Indonesia masih saja berlangsung. Sebagai kelompok mayoritas,
umat muslim Indonesia kurang merasakan menjadi kelompok minoritas,
pendiskriminasian masih sering terjadi. Apalagi mengenai hal sensitive seperti kehidupan
beragama.
Bertolak
dari sejumlah alasan di atas, maka berbagai upaya mencari formulasi yang tepat mengenai
cara bertoleransi mayoritas dengan minoritas menjadi sesuatu yang tidak hanya penting
tetapi juga merupakan suatu keharusan. Apalagi jika dikaitkan dengan pengembangan
demokrasi yang telah menjadi pilihan bangsa ini. Salah satu prasyarat sistem demokrasi adalah penghargaan dan perlindungan
terhadap kelompok minoritas.
Persoalannya
adalah bagaimana memadukan antara kepentingan mayoritas dan melindungi hak-hak minoritas.
Atau dengan menggunakan istilah Jon Elster, bagaimana membangun keseimbangan antara
majority rule dan individual rights.
Persoalan
antara mayoritas dan minoritas tidak cukup hanya berkutat pada salah satu di
antara keduanya. Ia melibatkan dua hal penting; kesiapan kultur mayoritas sebagai
subyek utama dan konstitusinegara.
Kehidupan
beragama seharusnya menjadi persoalan pribadi setiap individu. Sikap toleransi sangatlah
diperlukan untuk mempertahankan persatuan dalam berbangsa dan bernegara. Janganlah Indonesia mengalami perpecahan karena
masyarakatnya tidak dapat menumbuhkan sikap toleransi termasuk dalam kehidupan beragama.
HASIL
OBSERVASI
Hasil
yang kami dapat dari observasi di gereja katolik, ibadah umat Kristen katolik
disebut juga MISA atau perayaan ekaristi, ibadah ini dipimpin oleh romo atau
pastur, selain yang memimpin ibadah itu ada juga petugas petugas lainnya dalam
beribadah seperti koor, prodiakon, misdinar, lector, pemazmur. Koor atau padus
bertugas untuk mengiringi menyanyikan lagu dalam misa, pradiakon bertugas untuk
membantu romo membagikan komuni ( roti tanpa ragi dan anggur yang melambangkan tubuh
kristus dan darah kristus), misdinar bertugas membantu room untuk siap siap dan
lain lain, lector adalah yang membaca kitab suci, pemazmur yaitu menyanyikan
mazmur. Rangkaian ibadah yang dilakukan yaitu diawali dengan lagu pembuka, doa
pembka, doa taubat, dan bernyanyi tuhan kasihanilah dan kemuliaan, lalu
dilanjut dengan pembacaan kitab suci pertama yang dibaca oleh lectorlalu
dilanjut mazmur kemudia membaca kita suci yang kedua dan dilanjut engan
halleluya, setelah itu bacaan kitab suci injil oleh romo, setelah pembacaan
injil selesai dilanjutkan dengan khutbah dari romo atau Homili, setelah itu
persembahan yaitu persembahan dari umat (biasanya berbentuk uang diberikan
kedalam kantung yang diberikan) saat itu juga romo memberikan komuni dibantu
oleh pradiakon dan dilanjut dengan konsenkrasi yaitu pemberkatan pada komuni dilakukan
dengan doa, menyanyikan kudus, doa bapak kami, anak domba Allah, baru berdoa
untuk menerima komuni, setelah komuni selesai doa sesudah komuni dan doa
penutup dan menyanyikan lagu penutup lalu perarakan pulang lalu selesai.
Selain
itu kami juga telah mewawancarai salah satu teman kami mengenai bagaimana ia menjalani
kehidupan beragama sebagai minoritas di Indonesia. Ia bernama Netanya dan memeluk
agama Kristen protestan. Baginya, memeluk agama kristen di Indonesia yang Mana mayoritas
penduduknya muslim, bukanlah sesuatu yang berat jika dibandingkan dengan minoritas
di wilayah lain. Ia mengatakan bahwa rasa toleran di masyarakat Indonesia sudah
cukup membaik jika harus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dimana untuk
mendirikan tempat untuk beribadah saja sulit atau bahkan hanya untuk beribadah saja
dilarang-larang hanya dengan alas an mengganggu dan jumlah pengikut agama yang
sedikit atau minoritas. Padahal menurutnya, beragama adalah urusan setiap pribadi
denganTuhannya masing-masing. Tetapi disisi lain, Netanya juga merasa bersyukur
karena tidak merasakan hal tersebut, serta masih dengan bebas beribadah di
tempatnya.
Kami
juga sempat mewawancarai Netanya mengenai suasana natal di sekelilingnya.
Netanya sangat menyukai suasana natal, karena memiliki hawa yang sangat hangat,
dimana semua keluarganya berkumpul. Netanya tidak memerlukan perayaan natal
dengan bermegahan, ia hanya memerlukan perayaan natal dengan beribadah ke gereja
dengan anggota keluarga yang ia sayangi, dan hal itulah yang membuat ia memaknai
natal dengan sederhana dan membahagiakan. Dimana yang ia maksud adalah, saat
natal ia kedatangan TuhanYesus yang berarti ia juga kedatangan sesuatu yang
baik untuk kedepannya. Dengan adanya natal, berarti terbukanya pintu baru yang
menyambut kebaikan-kebaikan lainnya.
Berkaitan
dengan toleransi dan perayaan natal, menurut Netanya, masih banyak teman-temannya
yang tidak turut serta memberinya ucapaan selamat saat hari besarnya datang,
yaitu natal, karena takut mendapat kan dosa karenanya. Hal tersebut menjadi gambaran
bagaimana keadaan toleransi antar umat beragama di Indonesia.
KESIMPULAN
Walaupun
menjadi minoritas tetapi umat Kristen maupun protestan atau katolik dapat
menjalankan ibadahnya dengan tenang dan nyaman, mereka tetap dapat menjalankan
serangkaian ibadah dengan sangat baik walaupun di beberapa daerah ada yang
masih anti dengan toleransi tetapi kebanyakan sekarang masyarakat Indonesia baik
minoritas atau mayoritas sudah menyadari arti dari toleransi dan menjalankannya
sikap toleransi dengan cara tidak mengganggu kehidupan beribadah umat lain dan
saling menghargai. Semoga kelak, setiap individu semakin menghargai satu sama
lain, menjadikan agama sebagai urusannya masing-masing tanpa mengganggu individu
lain, dan semoga Indonesia tidak
No comments:
Post a Comment