Sunday, January 12, 2020


KEHIDUPAN BERAGAMA BAGI UMAT MINORITAS DI INDONESIA         
 ( Kehidupan Beribadah Umat Kristen Sebagai Minoritas 
di Tengan Masyarakat Mayoritas di Indonesia )

Andini Salsabila - 1102619114
Nadhira Miftahul Jannah - 1102619062
Rudi Rahmawati - 1102619123
Syndi Wulandari Rahayu - 1102619049           
                                                                                                       
Universitas Negeri Jakarta (UNJ)


ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana umat Kristen sebagai minoritas di Indonesia menjalankan ibadahnya dan bagaimana rangkaian ibadah umat Kristen di gereja
Metode yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah observasi dengan kategori non participant observation dan dengan narasumber yang mengikuti rangkaian ibadah di gereja katolik dan narasumber yang beragama Kristen protestan terhadap bagaimana yang ia rasakan sebagai minoritas
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa umat Kristen sebagai agama yang minoritas di Indonesia tetap bisa mengikuti serangkaian ibadahnya di gereja dengan nyaman dan aman.
Kata kunci : Gereja, Kristen, Minoritas.
PENDAHULUAN
Membicarakan kehidupan beragama di Indonesia akan sangat berkaitan dengan toleransi beragama dalam bermasyarakat serta demokrasi. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara dengan mayoritas penduduknya muslim.  Perkembangan demokrasi di Indonesia bahkan melampaui demokrasi di negara-negara Asia Selatan, namun tindakan diskriminatif masyarakat mayoritas terhadap masyarakat minoritas di Indonesia masih saja berlangsung. Sebagai kelompok mayoritas, umat muslim Indonesia kurang merasakan menjadi kelompok minoritas, pendiskriminasian masih sering terjadi. Apalagi mengenai hal sensitive seperti kehidupan beragama.
Bertolak dari sejumlah alasan di atas, maka berbagai upaya mencari formulasi yang tepat mengenai cara bertoleransi mayoritas dengan minoritas menjadi sesuatu yang tidak hanya penting tetapi juga merupakan suatu keharusan. Apalagi jika dikaitkan dengan pengembangan demokrasi yang telah menjadi pilihan bangsa ini. Salah satu prasyarat  sistem demokrasi adalah penghargaan dan perlindungan terhadap kelompok minoritas.
Persoalannya adalah bagaimana memadukan antara kepentingan mayoritas dan melindungi hak-hak minoritas. Atau dengan menggunakan istilah Jon Elster, bagaimana membangun keseimbangan antara majority rule dan individual rights.
Persoalan antara mayoritas dan minoritas tidak cukup hanya berkutat pada salah satu di antara keduanya. Ia melibatkan dua hal penting; kesiapan kultur mayoritas sebagai subyek utama dan konstitusinegara.
Kehidupan beragama seharusnya menjadi persoalan pribadi setiap individu. Sikap toleransi sangatlah diperlukan untuk mempertahankan persatuan dalam berbangsa dan bernegara.  Janganlah Indonesia mengalami perpecahan karena masyarakatnya tidak dapat menumbuhkan sikap toleransi termasuk dalam kehidupan beragama.
HASIL OBSERVASI
Hasil yang kami dapat dari observasi di gereja katolik, ibadah umat Kristen katolik disebut juga MISA atau perayaan ekaristi, ibadah ini dipimpin oleh romo atau pastur, selain yang memimpin ibadah itu ada juga petugas petugas lainnya dalam beribadah seperti koor, prodiakon, misdinar, lector, pemazmur. Koor atau padus bertugas untuk mengiringi menyanyikan lagu dalam misa, pradiakon bertugas untuk membantu romo membagikan komuni ( roti tanpa ragi dan anggur yang melambangkan tubuh kristus dan darah kristus), misdinar bertugas membantu room untuk siap siap dan lain lain, lector adalah yang membaca kitab suci, pemazmur yaitu menyanyikan mazmur. Rangkaian ibadah yang dilakukan yaitu diawali dengan lagu pembuka, doa pembka, doa taubat, dan bernyanyi tuhan kasihanilah dan kemuliaan, lalu dilanjut dengan pembacaan kitab suci pertama yang dibaca oleh lectorlalu dilanjut mazmur kemudia membaca kita suci yang kedua dan dilanjut engan halleluya, setelah itu bacaan kitab suci injil oleh romo, setelah pembacaan injil selesai dilanjutkan dengan khutbah dari romo atau Homili, setelah itu persembahan yaitu persembahan dari umat (biasanya berbentuk uang diberikan kedalam kantung yang diberikan) saat itu juga romo memberikan komuni dibantu oleh pradiakon dan dilanjut dengan konsenkrasi yaitu pemberkatan pada komuni dilakukan dengan doa, menyanyikan kudus, doa bapak kami, anak domba Allah, baru berdoa untuk menerima komuni, setelah komuni selesai doa sesudah komuni dan doa penutup dan menyanyikan lagu penutup lalu perarakan pulang lalu selesai.
Selain itu kami juga telah mewawancarai salah satu teman kami mengenai bagaimana ia menjalani kehidupan beragama sebagai minoritas di Indonesia. Ia bernama Netanya dan memeluk agama Kristen protestan. Baginya, memeluk agama kristen di Indonesia yang Mana mayoritas penduduknya muslim, bukanlah sesuatu yang berat jika dibandingkan dengan minoritas di wilayah lain. Ia mengatakan bahwa rasa toleran di masyarakat Indonesia sudah cukup membaik jika harus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dimana untuk mendirikan tempat untuk beribadah saja sulit atau bahkan hanya untuk beribadah saja dilarang-larang hanya dengan alas an mengganggu dan jumlah pengikut agama yang sedikit atau minoritas. Padahal menurutnya, beragama adalah urusan setiap pribadi denganTuhannya masing-masing. Tetapi disisi lain, Netanya juga merasa bersyukur karena tidak merasakan hal tersebut, serta masih dengan bebas beribadah di tempatnya.
Kami juga sempat mewawancarai Netanya mengenai suasana natal di sekelilingnya. Netanya sangat menyukai suasana natal, karena memiliki hawa yang sangat hangat, dimana semua keluarganya berkumpul. Netanya tidak memerlukan perayaan natal dengan bermegahan, ia hanya memerlukan perayaan natal dengan beribadah ke gereja dengan anggota keluarga yang ia sayangi, dan hal itulah yang membuat ia memaknai natal dengan sederhana dan membahagiakan. Dimana yang ia maksud adalah, saat natal ia kedatangan TuhanYesus yang berarti ia juga kedatangan sesuatu yang baik untuk kedepannya. Dengan adanya natal, berarti terbukanya pintu baru yang menyambut kebaikan-kebaikan lainnya.
Berkaitan dengan toleransi dan perayaan natal, menurut Netanya, masih banyak teman-temannya yang tidak turut serta memberinya ucapaan selamat saat hari besarnya datang, yaitu natal, karena takut mendapat kan dosa karenanya. Hal tersebut menjadi gambaran bagaimana keadaan toleransi antar umat beragama di Indonesia.
KESIMPULAN
Walaupun menjadi minoritas tetapi umat Kristen maupun protestan atau katolik dapat menjalankan ibadahnya dengan tenang dan nyaman, mereka tetap dapat menjalankan serangkaian ibadah dengan sangat baik walaupun di beberapa daerah ada yang masih anti dengan toleransi tetapi kebanyakan sekarang masyarakat Indonesia baik minoritas atau mayoritas sudah menyadari arti dari toleransi dan menjalankannya sikap toleransi dengan cara tidak mengganggu kehidupan beribadah umat lain dan saling menghargai. Semoga kelak, setiap individu semakin menghargai satu sama lain, menjadikan agama sebagai urusannya masing-masing tanpa mengganggu individu lain, dan semoga Indonesia tidak

No comments:

Post a Comment

Mithoni, Adat Budaya Jawa yang Sudah Mendarah Daging

LAPORAN HASIL OBSERVASI AGAMA “Mithoni, Adat Budaya Jawa yang Sudah Mendarah Daging” Disusun oleh : Prasasti Reihani Aulia Put...