Sunday, January 12, 2020

MAKALAH AGAMA ISLAM MATA KULIAH AGAMA ISLAM







Disusun oleh :
Arsya Aulia
Muhammad Maulana
Surjaya
Vandia Pratama





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
      Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan  dalam waktu yang telah ditentukan.
Saya menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal kelengkapan yang kadangkala hanya  menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan saya jika ada kritik dan saran  yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah saya di lain waktu.
 Makalah ini memang belum sempurna, namun penulis tetap berharap semoga makalah ini berguna bagi kita semua.

Jakarta, 12 Desember 2020



Penulis












Daftar Isi
                                                                                                                                               Halaman
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 1
Bab 2 Pambahasan 2
1.2.1. Pengertian Konsep Mencari Tuhan 2
1.2.2 Dalil Konsep Mencari Tuhan 2
1.2.3 Kisah Nabi Ibrahim Mencari Tuhan 4
BAB 3 8
4.1 Saran 8
4.2 Kesimpulan 8
Daftar Pusaka 9







ABSTRAK
Studi ini mengkaji tentang keragaman tempat peribadatan yang mengandung banyak kebudayaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan dari sebuah tempat ibadah untuk orang yang beragama hindu agar kita dapat melihat perspektif mereka tentang keberadaan tuhan dan tata cara peribadatannya. penelitian dilakukan disebuah tempat peribadatan yang terletak di Bogor, lebih tepatnya di desa Tojong, kecamatan Tajur Halang yaitu Vihara Buddha Dharma & Pho Sat. Proses pengumpulan data yang dilakukan adalah berbentuk penelitian dilapangan beserta dokumentasi dan penambahan informasi melalui internet.

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tuhan Dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga Tuhan yang personal, Menurut Al-Qur’an, Dia lebih dekat pada manusia daripada urat nadi manusia. Melalui pendekatan Al-Qur’an, Hadist, serta Sunnah ; sunnah bahwa pentingnya tentang proses mencari tuhan.

Rumusan masalah
1.2.1 Pengertian Konsep Mencari Tuhan
1.2.2 Dalil Konsep Mencari Tuhan
1.2.3 Kisah – Kisah Mencari Tuhan

1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mempelajari serta mengetahui informasi tentang Konsep Mencari Tuhan 














Bab 2 Pambahasan

1.2.1. Pengertian Konsep Mencari Tuhan
Konsep Mencari Tuhan ialah sebuah konsep atau proses dimana kita bisa mencari siapa tuhan kita dan meyakini tuhan kita itu siapa dan apa. Konsep ini sudah dilakukan oleh orang – orang sebelum kita yakni bahkan nabi sekalipun. Konsep ini memang terdse4ngar aneh tapi dengan melakukan konsep ini maka kita bisa lebih meyakini tentang Allah SWT yang mana Allah SWT adalah tuhan pencipta langit dan bumi.

1.2.2 Dalil Konsep Mencari Tuhan

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
Arab-Latin: Wa laqad khalaqnal-insāna wa na'lamu mā tuwaswisu bihī nafsuh, wa naḥnu aqrabu ilaihi min ḥablil-warīd Terjemah
Arti: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya
Terjemahan Makna Bahasa Indonesia (Isi Kandungan) Sungguh Kami telah menciptakan manusia, dan Kami mengetahui apa yang dibicarakan oleh hatinya. Kami lebih dekat kepadanya daripada hablil warid, yaitu urat lehernya yang bersambung dengan hati.
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 16. Dan Kami telah menciptakan manusia dan Kami mengetahui apa yang dibisikkan oleh jiwanya berupa lintasan-lintasan dan pemikiran-pemikiran, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat yang berada di lehernya yang tersambung dengan jantungnya.
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram 16. وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِۦ نَفْسُهُۥ ۖ (Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya) Yakni apa yang terbesit dalam hati dan perasaannya. وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ(dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya) Makna (الوريد) yakni pembuluh darah yang menuju jantung. Yakni Kami lebih dekat kepadanya daripada pembuluh darahnya sendiri, maka bagaimana akan tersembunyi dari Kami apa yang ada dalam hatinya. Zubdatut
Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah 16. Demi Allah, sungguh kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibicarangan oleh dirinya dengan sembunyi-sembunyi. Kami lebih dekat dengannya daripada pembuluh darah yang ada di bagian depan leher yang di dalamnya darah mengalir dan kembali ke jantung
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah Dan di antara bukti kekuasaan Allah bahwasanya Allah menciptakan manusia dan menjadikannya ada dari ketiadaan, dan bahwasanya Allah mengetahui hal yang membahayakan, serta apa yang disembunyikan dalam hati. Sungguh Allah Maha Dekat daripada urat leher, yaitu urat yang mengalirkan darah yang terhubung kepada jantung, maka tiada yang tersembunyi bagi Allah sesuatu pun selamanya.
An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi 16. Allah memberitahukan bahwa Dia-lah semata yang menciptakan jenis manusia, baik lelaki maupun perempuan, Dia yang mengetahui hal-ihwal manusia serta rahasia mereka dan bisikan jiwa mereka, dan sesungguhnya Dia “lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,” yang merupakan sesuatu yang terdekat pada manusia yaitu urat saraf yang tersimpan dibalik urat lehernya. Hal ini menyeru manusia untuk selalu muraqabah terhadap Pencipta yang mengetahui hati dan batinnya, yang lebih dekat kepadanya dalam berbagai keadaannya sehingga manusia akan merasa malu ketika Allah melihatnya melakukan yang dilarang atau tidak melaksanakan yang diperintahkan.
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan bahwa Dia sendiri yang menciptakan manusia, baik yang laki-laki maupun yang perempuan. Dia mengetahui keadaan mereka, apa yang mereka sembunyikan dan apa yang dibisikkan oleh hati mereka, dan Dia lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya dengan ketinggian Dzat-Nya. Hal ini menghendaki manusia untuk selalu merasakan pengawasan Allah yang mengetahui hati dan batin mereka, sehingga mereka merasa malu jika berbuat maksiat karena senantiasa dilihat-Nya. Demikian pula hendaknya mereka mengetahui bahwa para malaikat yang mencatat ada bersamanya di sebelah kanan dan sebelah kirinya, sehingga mereka menghormatinya dan berhati-hati agar tidak mengerjakan atau mengucapkan kata-kata yang tidak diridhai Allah Rabbul ‘aalamin yang kemudian akan dicatat.
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah mengetahui apa yang dibisikkan oleh manusia dan tidak ada sesuatu pun yang samar atau tersembunyi bagi-Nya. Dan sungguh, kami, yakni Allah dengan kuasa-Nya bersama ibu bapak yang dijadikannya sebagai perantara telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, baik kebaikan maupun kejahatan, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. Yakni Allah maha mengetahui keadaan manusia walau yang paling tersembunyi sekali pun. 17. Ingatlah ketika dua malaikat mencatat perbuatan manusia, yang satu duduk di sebelah kanan, yaitu malaikat yang mencatat kebaikan dan yang lain di sebelah kiri, yaitu malaikat yang mencatat kejahatan.

1.2.3 Kisah Nabi Ibrahim Mencari Tuhan
a. Nabi Ibrahim di Masa Kecil
Pada zaman kerajaan yang dipimpin oleh Raja Namrud, ia mengeluarkan peraturan yang amat meresahkan masyarakatnya. Peraturannya yaitu jika ada ibu yang melahirkan bayi berjenis kelamin laki-laki maka wajib untuk dibunuh. Nabi Ibrahim lahir saat masa pemerintah tersebut. Agar tidak ketahuan, maka ibunda Nabi Ibrahim AS mengasingkannya ke hutan didalam sebuah goa yang mustahil dapat diketahui oleh orang-orang.Raja Namrud memiliki sifat yang sangat angkuh, tidak ingin dikalahi, dan egois. Dengan dibuatnya peraturan tersebut bertujuan agar tidak ada laki-laki yang menggantikan dan mengalahkan dirinya dalam berkuasa. Nabi Ibrahim senantiasa dilindungi oleh Allah SWT, hingga ia menjadi seorang yang tangguh selalu selamat dari berbagai macam bahaya. Hingga suatu ketika ia dapat kembali ke masyarakatKetika Nabi Ibrahim AS telah kembali ke masyarakat, ia begitu bingung akan perilaku orang-orang yang menyembah patung berhala. Hampir disepanjang perjalanannya, berbagai rumah dan bangunan selalu terdapat patung berhala untuk disembah masyarakat. Sampai ia dirumahnya, benda itu masih ditemukan, ternyata ayahnya bekerja sebagai pembuat patungNabi Ibrahim merasa jera dan bingung terhadap perilaku masyarakat yang menyembah berhala. Ia pun bertanya-tanya kepada dirinya dan rasa ingin tahunya sangat besar. Di manakah Tuhan itu? Manakah yang dinamakan Tuhan?, baiknya Allah memberikan mukjizat kepadanya yaitu sebuah pemikiran yang cerdas dan kritis. Allah SWT mengutusnya sebagai penyampai keberadaanNya selama ini kelak masyarakat meninggalkan berhala yang tidak penting dan bertakwa kepadaNya .
b. Kisah Nabi Ibrahim Berproses Mencari Tuhan
Ia selalu bertanya dan menyelimuti isi pemikirannya. ‘Siapa sebenarnya Tuhan? Apakah Benarkah berhala itu adalah Tuhan? Atau justru Raja namrud yang berkuasa itu adalah Tuhan?’. Kemudian ia melihat bulan, bintang, dan matahari, namun apalah daya ternyata benda tersebut menghilang, bukan Tuhanku dalam pemikirannya
Proses Nabi Ibrahim dalam Mencari Tuhan terdapat dalam ayat suci Al-Quran dalam Surat Al-An’am Allah SWT berfirman:

فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ ٱلَّيْلُ رَءَا كَوْكَبًا ۖ قَالَ هَٰذَا رَبِّى ۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَآ أُحِبُّ ٱلْءَافِلِينَ

Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: “Inilah Tuhanku”, tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: “Saya tidak suka kepada yang tenggelam”. (Al-An’am 6:76)

فَلَمَّا رَءَا ٱلْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَٰذَا رَبِّى ۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَئِن لَّمْ يَهْدِنِى رَبِّى لَأَكُونَنَّ مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلضَّآلِّينَ

Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: “Inilah Tuhanku”. Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat”. (Al-An’am 6:77)

فَلَمَّا رَءَا ٱلشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَٰذَا رَبِّى هَٰذَآ أَكْبَرُ ۖ فَلَمَّآ أَفَلَتْ قَالَ يَٰقَوْمِ إِنِّى بَرِىٓءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ

Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar”. Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. (Al-An’am 6:78)Setelah itu Nabi, Ibrahim tersadar akan benda-benda berhala bukan Tuhannya sama sekali. Kemudian Allah SWT membisikan sebuah perintah kepada Nabi Ibrahim untuk mengajak orang menyembah pada Allah SWT, bukan berhala kembali. Seluruh isi jagat raya serta hukum yang berlaku di dalamnya, kuat agar bukti keesaan Allah dan kebatilan perbuatan orang-orang musyrikin. Maka Nabi Ibrahim AS menyakini bahwa Tuhan hanyalah Allah SWT.
c. Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala Raja Namrud dan Menjebak didepan Pengikutnya
Dengan kecerdikannya untuk menunjukkan bahwa berhala bukan Tuhan, ia menjalankan taktik untuk menyadarkan Raja Namrud dan pengikutnya. Nabi Ibrahim menjalankan askinya saat Raja Namrud berpergian keluar kota dengan sebagian besar pengikutnya. Ia menghancurkan semua berhala di wilayah Namrud terkecuali berhala yang paling besar.Saat Raja Namrud tiba diwilayahnya bersama sebagian besar pengikutnya ia sungguh terkejut dan marah besar. Lantas ia mencari siapakah dalang dari kerusakan berhala-berhalanya. Namun salah satu pengikutnya yang tidak mengikuti perjalanan keluar kota melihat aksi Nabi Ibrahim. Sehingga ia memberitahu kepada Raja Namrud bahwa Nabi Ibrahim pelaku kerusakan berhala tersebut. Tak segan-segan dengan rasa marahnya ia meminta Nabi Ibrahim untuk menghadapnya.Pada saat Nabi Ibrahim menghadap ke Raja Namrud, terjadilah percakapan sehingga membuat pengikut Raja Namrud menjadi tersadar dan berpikir jernih. Percakapannya adalah sebagai berikut:
Raja Namrud : “Wahai Ibrahim, bukankah engkau yang telah menghancurkan berhala-berhala ini?”
Nabi Ibrahim : “Bukan!”
Raja Namrud : “Lalu siapa lagi kalau bukan engkau, bukankah kau berada di sini saat kami pergi dan bukankah engkau membenci berhala-berhala ini?”
Nabi Ibrahim : “Ya, tapi bukan aku yang menghancurkan berhala-berhala itu. Aku pikir, berhala besar itulah yang menghancurkannya, bukankah kampaknya masih berada di lehernya?”
Raja Namrud: “Mana mungkin patung berhala dapat berbuat semacam itu!”. Mendengar hal itu dengan tegas Nabi Ibrahim berkata
Nabi Ibrahim: “Kalau begitu, kenapa engkau menyembah berhala yang tidak dapat berbuat apa-apa?”
Begitu pintar dan cerdiknya Nabi Ibrahim menjawab segala pertanyaan dari Raja Namrud sembari menunjukkannya kepada sebagian besar pengikutnya. Mereka akhirnya tersadar bahwa Tuhan yang selama ini mereka sembah tidak dapat bergerak, melihat, hanya diam semata. Raja Namrud semakin murka dan tidak terima atas kejadia tersebut.
d. Nabi Ibrahim AS di Bakar Hidup-Hidup
Karena begitu kesal dan dendamnya Raja Namrud kepada Nabi Ibrahim AS, ia memerintahkan tentaranya untuk menghukum mati Nabi Ibrahim. Api berkorbar sangat besar dan panas dengan kayu sebagai bahan bakarnya. Alhamdulillah Allah SWT selalu menunjukkan kuasa-Nya, Ia belum menghendaki Nabi Ibrahim kalah dan mati dari musyriknya Raja Namrud.Raja Namrud dan para pengikutnya telah tertawa saat melihat aksi pembakaran tersebut dan merasa sangat lega dan puas. Namun, begitu terkejutnya mereka, seketika kobaran api yang besar itu padam. Seketika Nabi Ibrahim AS keluar dari puing-puing pembakaran dan selamat tanpa ada luka sedikit pun. Semenjak itu, pengikut Raja Namrud berbondong-bondong menjadi umat Nabi Ibrahim AS untuk mentaati dan semangat berjalan lurus kepada Allah SWT














BAB 3
4.1 Saran
Menurut kami konsep mencari tuhan memiliki konsep yang bagus karena dapat meningkatkan keyakinan kita terhadap Allah SWT

4.2 Kesimpulan
Konsep mencari tuhan telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS dan melalui konsep ini bisa lebih meyakinkan diri kepada Allah SWT dan juga mengetahui tentang banyak agama yang ada di Indonesia 
























Daftar Pusaka

https://tafsirweb.com/9822-surat-qaf-ayat-16.html
https://zakat.or.id/kisah-nabi-ibrahim-as/
wikipintar.com/agama-di-indonesia-dan-temapt-ibadah/#



No comments:

Post a Comment

Mithoni, Adat Budaya Jawa yang Sudah Mendarah Daging

LAPORAN HASIL OBSERVASI AGAMA “Mithoni, Adat Budaya Jawa yang Sudah Mendarah Daging” Disusun oleh : Prasasti Reihani Aulia Put...