TOLERANSI
YANG DIBANGUN UMAT KRISTEN TERHADAP UMAT ISLAM
Nava
Hamidah, Tania Natasha, Prisy Widiyanti, Lili Setiawati
Fakultas
Ilmu Pendidikan
Universitas
Negeri Jakarta
ABSTRAK
Tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana toleransi yang dibangun umat
kristen terhadap umat islam dan mengapa dibutuhkannya suasana yang harmonis
antara kedua umat. Subjek dalam penelitian ini adalah seseorang yang memeluk
agama Kristen. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
pendekatan dengan studi kasus. Pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi. Proses
observasi dilakukan Mangun Jaya, Tambun Selatan, Bekasi. Fokus penelitian ini
adalah mengetahui bagaimana toleransi yang dibangun umat kristen
terhadap umat islam dan mengapa dibutuhkannya suasana yang harmonis antara
kedua umat.
Kata Kunci : toleransi, umat, harmonis
TOLERANCE
BUILDING THE CHRISTIANS TO ISLAMIC PEOPLE
ABSTRACT
The purpose of this study is to find out how
tolerance is built by Christians towards Muslims and why the need for a
harmonious atmosphere between the two devotees. The subject in this study was
someone who converted to Christianity. This research uses descriptive
qualitative method with approach with case studies. Data collection in this
study uses interview and observation methods. The observation process was
carried out on Mangun Jaya, Tambun Selatan, Bekasi. The focus of this research
is to find out how tolerance is built by Christians towards Muslims and why the
need for a harmonious atmosphere between the two devotees.
Keywords
: tolerance, people, harmony
PENDAHULUAN
Bangsa
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang majemuk ditandai dengan banyaknya etnis,
suku, agama, budaya dan adat-istiadat. Untuk persolan agama negara Indonesia
bukanlah negara toleransi, bahkan secara konstitusional negara mewajibkan
warganya untuk memeluk satu dari agama-agama yang diakui eksistensinya
sebagaimana tercantum didalam pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945.
Kemajemukan bangsa Indonesia harus
dipandang sebagai salah satu alat untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan
bangsa dengan selalu mengembangkan sikap toleran, saling menghargai satu dengan
lainnya. Keberagaman atau kehidupan dalam lingkungan majemuk merupakan sumber
kekayaan budaya bangsa. Setiap perwujudan
mengandung ciri-ciri tertentu yang
membedakannya dari perwujudan yang lain. Tidak mungkin pula apabila semua
perwujudan itu sama karena menunjukkan tidak akan ada perkembangan atau
kemajuan pada suatu bangsa.
Atas dasar
pemahaman tersebut, perbedaan-perbedaan yang ada dalam kehidupan masyarakat
Indonesia sebenarnya untuk memenuhi kepentingan bersama agar dapat hidup
sejahtera. Dalam kehidupan masyarakat yang serba majemuk, berbagai perbedaan
yang ada seperti dalam suku, agama, ras atau antar golongan, merupakan realita
yang harus didayagunakan untuk memajukan negara dan bangsa Indonesia, menuju
cita-cita yang diinginkan yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kerukunan
hidup umat beragama merupakan suatu sarana yang penting dalam menjamin
integrasi nasional, sekaligus merupakan kebutuhan dalam rangka menciptakan
stabilitas yang diperlukan bagi proses pencapaian masyarakat Indonesia yang
bersatu dan damai. Kerjasama yang rukun dapat terjadi apabila diantara para
pemeluk agama merasa saling membutuhkan, saling menghargai perbedaan, saling
tolong menolong, saling membantu dan mampu menyatukan pendapat atau istilah
lainnya memiliki sikap toleransi.
Dengan
adanya toleransi maka akan dapat melestarikan persatuan dan kesatuan bangsa,
mendukung dan menyukseskan pembangunan, serta menghilangkan kesenjangan.
Hubungan antar umat beragama didasarkan pada prinsip persaudaraan yang baik,
bekerjasama untuk menghadapi musuh dan membela golongan yang menderita.
Prinsip
mengenai toleransi antar umat beragama yaitu: (1) tidak boleh ada paksaan dalam
beragama baik paksaan itu berupa halus maupun dilakukan secara kasar; (2)
manusia berhak untuk memilih dan memeluk agama yang diyakininya dan beribadat
menurut keyakinan itu; (3) tidak akan berguna memaksa seseorang agar mengikuti
suatu keyakinan tertentu ; dan (4) Tuhan Yang Maha Esa tidak melarang hidup
bermasyarakat dengan yang tidak sefaham atau tidak seagama, dengan harapan
menghindari sikap saling bermusuhan ( Ali, 1986: 82).
Bentuk
toleransi yang harus ditegakkan yaitu: (1) toleransi agama dan (2) toleransi
sosial. Toleransi agama adalah toleransi yang menyangkut keyakinan yang
berhubungan dengan akidah yaitu sikap lapang dada untuk memberi kesempatan
pemeluk agama selain Islam beribadah menurut ketentuan agama yang diyakininya.
Sedangkan, toleransi sosial berorientasi terhadap toleransi kemasyarakatan.
Dalam masyarakat yang beragam karena perbedaan agama dianjurkan untuk menegakkan
kedamaian dan melakukan kerjasama dengan orang-orang yang berlainan agama dalam
batas-batas yang telah ditentukan.
METODE
Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini
mendeskripsikan tentang bagaimana toleransi yang dibangun umat kristen terhadap
umat islam dan mengapa dibutuhkannya suasana yang harmonis antara kedua umat..
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dan
observasi. Partisipan pada penelitian ini adalah seorang mahasiswa yang memeluk
agama Kristen yang bernama Indri yang berkediaman di Mangun Jaya, Tambun
Selatan, Bekasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis model
interaktif dengan komponen pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil
observasi, Indri membangun hubungan yang harmonis dengan tetangga-tetangganya
dengan mengutamakan toleransi, Indri tinggal di perumahan Mangun Jaya yang
merupakan lingkungan yang kuat dengan toleransi ,mereka selalu menghargai satu
sama lain, menghormati satu sama salin contoh yang mereka lakukan seperti
tradisi yang selalu dilakukan tiap tahunnya pada saat Idul Fitri tetangga
muslim selalu memberinya makanan dan Indri selalu membalas kebaikan tersebut
ketika perayaan hari natal telah tiba, selanjutnya saat idul fitripun Indri
ikut berkeliling hanya saja beda waktu dengan umat muslim karena Indri ingin
menghargai acara umat islam agar tidak mengganggu saat acara intinya, selanjutnya
saat pengajian dan kebaktian sama-sama diperbolehkan dilakukan di lingkungan
Indri saat kebaktian terjadi umat muslim menghargainya bahkan sampai membantu
menutup jalan untuk acara kebaktian tersebut dan saat pengajianpun sama halnya,selanjutnya
anak-anak dari umat non islam jika ingin bermain saat kebaktia dia memilih main
di tempat sepi agar tidak mengganggu tetangganya,bentuk saling menghormati
lainnya yaitu Indri tidak pernah memasak babi di rumahnya, jika ia ingin
memakan babi ia langsung memakan dari tempat makan di luar sehingga saat arisan
Indri bebas memasak untuk tetangga-tetangganya tanpa harus membuat tetangganya
gelisah akan makanan haram atau halal tentu dilingkungan Indri hal ini dianggap
sangat sopan,karena Indri bercerita tentang temannya yang memasak babi dan
diketahui oleh tetangga, hal ini terjadi sedikit perpecahan atau gosip yang
membuat tetangga menjadi tidak percaya dan tidak ingin makan masakan dari teman
Indri sehingga menyebabkan temannya membeli makanan dari luar saat arisan di
rumahnya hal ini membuat sedikit mengganggu baik dari umat islam ataupun umat
non islam lainnya tentu hal ini dijadikan pelajaran oleh Indri. Terlihat jelas
perbedaan dari Indri dan tetangga-tetangganya namun perbedaan itulah yang
membuat indah serta saling menghargai satu sama lain.
KESIMPULAN
Indri adalah seorang wanita yang berusia 18 tahun yang tinggal di perumshsn
Mangun Jaya dengan lingkungan yang sangat mengutamakan toleransi, membuat Indri
saling menghargai serta menghormati antar tetangganya dan membuat dirinya tidak
merasa terkucilkan walaupun minioritas di lingkungannya tersebut,Indri selalu
menerapkan saling berbagi dan membantu antar tetangga serta menjaga sikap agar
tidak terjadi perpecahan, hubungan yang ia peroleh terus baik dan Indri bukan
tipikal yang terlalu menyukai babi sehingga hal ini sopan bagi umat islam di
lingkungannya untuk terus percaya dalam memakan masakan Indri. Sangat erat
toleransi di lingkungan rumah Indri hal ini tentu membuat hidup Indri menjadi
tenang dan damai.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, Mohammad Daud. 1986. Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum,
Sosial dan Politik. Jakarta: CV Wirabuana
No comments:
Post a Comment